Semua skill akademik yang kusebutkan diatas, selama ini, cenderung diabaikan. Guru/dosen tidak membuka rahasia cara membaca cepat tapi ilmu tetap lengket diotak. Guru/dosen tidak menganjurkan pentingnya mengetik cepat 10 jari. Bukan 11 jari! Guru/dosen bahkan kurang sabar, tidak tega, terhadap urusan paraphrasing, summarizing, synthesizing skills. Mereka cenderung masa bodoh ketika tugas, paper, makalah, skripsi hanyalah tumpukan copy paste yang tidak dipahami siswanya. Naskah contekan bin ketidakjujuran kadang masih mendapat nilai 8-9. Asal tebal. Mahasiswa bangga mendapat IPK tinggi walau tidak berbanding lurus dengan kemampuan. Mahasiswa Bahasa Inggris tapi tidak bisa berbicara Bahasa Inggris; tidak punya kemampuan menulis dalam Bahasa Inggris; tidak paham bagaimana cara belajar dan mengajarkan Bahasa Inggris yang efektif. Bertahun-tahun kuliah tidak membentuk karakter pembelajar sejati. Aiihhh…..pedes. Selamat datang ke negri santuy dimana kulit luar yang normative lebih penting daripada substansi.
Catatan:
Sang Penulis, Luqman Baehaqi, S.S., M.Pd adalah Dosen muda kelahiran tahun 1982 pada Prodi Tadris Bahasa Inggris yang sedang menempuh program Doktor di Australia
very inspiring mister/aripin
ReplyDeleteMerasa ditampar oleh kalimat "...bertahun-tahun kuliah tidak membentuk karakter pembelajar sejati. Apakah itu aku?
ReplyDeleteThe life story interesting and inspire Mister
ReplyDeleteSangat menginspirasi Mr. Semangat untuk kita semua!
ReplyDeleteKalo baca tulisannya serasa ada suara bapak Luqman langsung wkwkwk
ReplyDeletesangat mantap
ReplyDeletesalam SobatLH
ReplyDeleteSangat menginspirasi Mr. Semangat untuk kita semua! salam dari sewa proyektor terbaik pekanbaru