Namanya adalah Nor harisha. Risha adalah panggilan akrabnya. lahir di desa Baru 21 april
1998. ia terlahir di keluarga yang
sangat sederhana. Dia adalah anak pertama dari dua bersaudara. Adiknya
seorang laki-laki bernama Hairul Rizki, yang usianya hampir sama dengannya
hanya berselisih satu tahun saja. Ayahnya berprofesi sebagai buruh rotan
serabutan dimana perharinya pendapatannya hampir tidak menentu. Kemudian ibunya
adalah seorang guru honorer disebuah TK yang telah mengabdi dalam bidang
pendidikan selama mereka masih dalam usia belia. Terkadang di setiap hari sabtu
ketika sekolah tempat ibunya mengajar libur ibunya berjualan makanan didepan
rumah untuk menambah penghasilan mereka,
Risha pun membantu ibunya setiap
harinya berjualan dimuka rumah, namun karena sekarang Risha telah pergi
merantau untuk kuliah di Iain palangka raya, ibunya kini berjualan dibantu oleh
ayahnya. Tak sedikitpun Risha minder terhadap profesi yang digeluti oleh orang
tuannya, justru karena itulah Risha semakin giat belajar dan termotivasi meraih
cita-citanya. Seorang anak dari kedua orang tua yang penghasilannya
biasa-biasa saja sekarang masih bisa menyekolahkannya sampai ke perguruan
tinggi ternama yaitu di Iain Palangka Raya.
Perempuan berdarah dayak ini, sekarang telah menempuh pendidikan di
IAIN Palangka
Raya, dia memilih Program Studi Tadris bahasa
Inggris, dan sekarang telah berada di semester enam. Risha termasuk mahasiswa
yang aktif menggikuti kegiatan keorganisasian baik didalam maupun diluar
kampus. Diluar kampus dia mengikuti organisasi PMII (Pergerakan Mahasiswa Islam
Indonesia) dan didalam kampus dia megikuti organisasi HMPS (himpunan mahasiswa
Program studi). Baginya ikut serta dalam kegiatan organisasi merupakan salah
satu aspek penting untuk memperluas jaringan pertemanan dan juga pengalaman
yang mungkin tidak akan dia dapatkan dibangku kuliah, itulah mengapa dia sangat
senang berorganisasi.
Selain itu untuk meringankan beban biaya kuliahnya Risha juga
membuka usaha sampingan, yaitu Jasa pengetikan cepat. Usaha tersebut baru –
baru saja dia galakan selama 1 bulan ini, mengingat dia sudah berada disemester
pertengahan dan ada rasa tidak ingin merepotkan kedua orang tuanya, namun
dikendalakan jadwal kuliah yang masih padat, Risha akhirnya memilih untuk
membuat jasa pengetikan saja agar tidak bentrok dengan jam kuliahnya. Jasa
pengetikan yang ia geluti hanya menarik tarif Rp.3000 per lembarnya. Risha
mempromosikan jasanya melalui teman-teman sekelasnya dan juga melalui pesan
broadcast di seluruh media sosialnya. Karena masih terbilang baru, usahanya
tersebut masih sedikit peminatnya, bahkan terkadang dalam seminggu hanya ada
satu peminat saja yang memerlukan jasanya. Namun hal tersebut tidak membuatnya
berkecil hati selama ada usaha dia yakin rezeki akan mengikuti. Risha pun tanpa
henti selalu membuat pesan broadcast setiap harinya kalau kalau ada yang ingin
memakai jasanya. Hitung-hitung pemanfaat teknologi canggih era industri 4.0 ini
dia tidak perlu mencetak selebaran untuk mempromosikan jasanya, cukup melalui
media handphone saja.
Begitulah cara Risha dalam memanfaatkan waktu kuliahnya selama di
Iain palangka Raya, disibukan dengan tugas – tugas kuliah, berorganisasi dan
juga melakukan jasa pengetikan cepat.
Dinarasikan: nh/edu/10 April 2019
🙏🙏🙏
ReplyDelete