Indonesia Youth Teacher Exchange Program (IYTEP) yang diadakan oleh
Language Lovers Club (L2C) yang merupakan penggiat kebahasaan dan
pengajaran di Luar negri ini kembali mengirimkan perwakilan Indonesia
yang kali ini bertandang ke Thailand. Program yang mengirimkan
perwakilan dari setiap kampus di Indonesia ini tidak lepas dari
pengamatan tim Al-Mumtaz terlebih salah satu perwakilannya membawa nama
IAIN Palangka Raya.
Ahmad Rusda Yanto, Mahasiswa prodi Tardis Bahasa Inggris semester 5 ini
menjadi salah satu mahasiswa yang terpilih mewakili IAIN Palangka Raya
dalam mengikuti program IYTEP ini. Dalam wawancara tim Al-Mumtas (13/08)
Rusda menceritakan sedikit pengalamannya dalam mengikuti program ini.
Dalam rentang waktu yang cukup singkat sekitar 25 hari yakni dari
tanggal 16 juli-06 Agustus bertempat di Thailand Selatan, yang mana
mereka akan ditempatkan di sekolah-sekolah yang telah ditentukan panitia
yang terdiri dari ikatan Persatuan Alumni Indonesia-Thailand.
Program yang sekilas terlihat layaknya mahasiswa KKN pada umumnya ini
dilakukan dengan proses belajar-mengajar baik dalam jam sekolah seperti
pengajaran akademik dan diluar jam sekolah yaitu pengajaran spiritual
pada anak. “Sebagai anak Bahasa” kata Rusda “saya mengajarkan pelajaran
bahasa pada anak-anak. Dalam program ini, kami dituntut untuk
mengajarkan pelajaran seperti kebahasaan dan keagamaan kepada anak-anak.
Seperti bahasa Melayu, Indonesia, Arab dan Inggris.” Menurut
penuturannya, Mahasiswa yang terikat disini tidak hanya mengajarkan
program yang wajib saja tetapi juga segala talenta yang mereka kuasai
dapat mereka ajarkan juga.
Tidak hanya itu, mereka juga berkesempatan untuk berinteraksi secara
langsung dengan warga sekitar tempat mereka ditugaskan. Seperti Rusda,
yang ditempatkan di daerah Pattani ini, merasa bersahabat dengan
lingkungan yang ditempatinya selama kurang lebih 25 hari lamanya. Selain
dalam hal kepengajaran di sekolah, mereka juga mengadakan beberapa
program di Masjid sekitar, seperti pengajaran Tartil Qur’an, Khatib dan
Bilal (khusus laki-laki) dan Tahfidz Qur’an untuk anak-anak.
Dengan adanya program ini, anak-anak merasa senang dengan kehadiran mereka walaupun dalam kurun waktu yang cukup singkat sudah membawa suasana pengajaran yang menarik untuk anak-anak di daerah tersebut. “Dengan berbekal sedikit arahan dari para senior IYTEP, mengingat perbedaan bahasa yang digunakan antara kami yang menggunakan bahasa Melayu-Klantan dan mereka yang menggunakan bahasa Melayu-Pattani membuat kami sedikit kesulitan dalam berkomunikasi.” Tuturnya dalam wawancara kami kali ini.
Dengan adanya program ini, anak-anak merasa senang dengan kehadiran mereka walaupun dalam kurun waktu yang cukup singkat sudah membawa suasana pengajaran yang menarik untuk anak-anak di daerah tersebut. “Dengan berbekal sedikit arahan dari para senior IYTEP, mengingat perbedaan bahasa yang digunakan antara kami yang menggunakan bahasa Melayu-Klantan dan mereka yang menggunakan bahasa Melayu-Pattani membuat kami sedikit kesulitan dalam berkomunikasi.” Tuturnya dalam wawancara kami kali ini.
Sebagaimana yang sering dikatakan dimana ada perjumpaan pasti ada
perpisahan, mungkin inilah yang mereka rasakan dengan warga Pattani saat
program ini telah berakhir, sedikit rasa sedih pasti akan terasa saat
sudah merasa nyaman dengan lingkungan kita, namun bukan berarti hal itu
merupakan akhir dari segalanya. Sebagai mahasiswa yang baru menempuh
semester 5 pengalaman ini tentu sangat berharga bagi Rusda sendiri.
Diakhiri satu pesan dari narasumber kami kali ini, yaitu “untuk semua
mahasiswa jangan pernah berhenti untuk bermimpi, karena semua perjalanan
kita diawali dengan sebuah mimpi yang akhirnya akan membawa kita pada
sebuah perjalanan yang sesungguhnya.”
No comments:
Post a Comment